AHO… Smart or Idiot?


Automatic Headlamp On (AHO) akhir-akhir ini sering aku lihat bersliweran di blogosphere. Ada apa sebenarnya dengan AHO? Mengapa banyak bikers yang mempermasalahkannya?

Dari artinya sih menurutku AHO ini berarti lampu akan menyala selama mesin menyala. Jadi bila memutar kunci kontak pada posisi ON saja tidak akan membuat lampu utama menyala. Tentu saja hal ini tidak akan membuat aki menjadi tekor. Satu hal yang smart menurutku. Hanya saja biasanya lampu depan motorku tidak akan kuat menerima listrik yang muncul pada saat menyalakan mesin. Ini yang harusnya bisa dijelaskan lebih teknis oleh pihak bengkel.

Produsen motor sendiri lebih memfokuskan manfaat AHO pada UU 22/2009. Yup, yang menyatakan bahwa pengendara kendaraan bermotor wajib menyalakan lampu utama di siang hari maupun malam hari. Jadi menurut mereka, tidak ada yang akan melanggar peraturan. Lha kalau lampunya yang mati dianggap melanggar atau dilepas? :mrgreen: Yup, ini bisa diterima juga. Tidak ada yang salah dengan AHO ini kan?

Eit, nanti dulu. Karakteristik jalan, lingkungan dan budaya luput dari analisis produsen. Di Indonesia, sopan santun dalam berkendaraan di jalan kecil itu banyak menjadi perhatian. Bukan di jalan tol bung! Aku berani bertaruh bahwa produsen motor itu bukan orang yang naik motor hingga masuk ke gang-gang yang kecil. Produsen itu pastilah orang yang tinggal di apartemen mewah dan bermobil. Jadi dia tidak akan tahu mengenai budaya di Indonesia. Pergi sajalah dari Indonesia sebelum terlambat.

Di Indonesia tercinta ini banyak jalan kecil atau gang sempit yang rumahnya berdempetan dengan jalan. Banyak warung yang berjejer atau pos ronda tempat warganya berkumpul melepaskan kepenatan bekerja di siang hari. Sopan santun di wilayah seperti itu adalah mematikan lampu dan menyapa walau hanya membungkukkan badan sedikit. Bila itu tidak dilakukan, kemungkinan yang terjadi adalah bonyok atau motornya dibakar. Tidak akan ada kepedulian produsen motor di situ.

Kemudian bila parkir di dalam gedung seringkali kita menerima karcis parkir yang dibubuhi nomor polisi kendaraan yang bersangkutan. Petugas parkirnya itu juga manusia yang memiliki mata. Nyala lampu motor yang tidak dipadamkan akan menyilaukan mata petugas parkir itu. Bila terjadi kerusakan permanen pada mata petugas itu, siapakah yang akan bertanggungjawab? Apakah produsen motor bersedia menyiapkan dana untuk kasus seperti itu? Minimal seharga motor itu sebagai asuransi kepada petugas parkir. Aku jamin tak akan mau.

Berikutnya, bila mendatangi keramaian orang yang sedang duduk-duduk menghadiri atau berkumpul di pertemuan yang bertempat pada ruang terbuka ataupun di lesehan di pinggir jalan, motor AHO tidak dapat mematikan lampu sebelum mesinnya dimatikan. Apakah nanti pengendara motor ber-AHO harus mematikan motornya jauh sebelum tiba di lokasi dan harus mendorong motornya? Kalau aku yang harus seperti itu, mendingan tidak punya motor dengan AHO. Batal beli motor ber-AHO.

Jadi, buatku AHO itu mengganggu. Lebih fokus pada UU dan bukan pada masyarakat yang menjadi konsumennya. Kalau memang begitu adanya, bukankah jauh lebih baik bila motor ber-AHO dijual ke UU daripada dipasarkan ke masyarakat? Yang setuju tunjuk tangan. :mrgreen:

Keep broderhood.

Sumber inspirasi:

http://wahyuvixi.wordpress.com/2011/06/28/motor-ber-aho-berhati-hatilah/

http://nosvelos.wordpress.com/2011/09/22/aho/

http://dk8000.wordpress.com/2011/08/15/lagi-lagi-aho/

http://setia1heri.wordpress.com/2011/08/18/masih-perlukah-aho/

http://maskurblog.wordpress.com/2011/05/06/its-aho-era/

http://edorusyanto.wordpress.com/2011/01/31/setelah-suzuki-giliran-yamaha-dan-honda-bikin-aho/

http://hourex150l.wordpress.com/2011/07/29/1040/

http://kangmase.wordpress.com/2011/06/08/motor-ber-aho-belum-pantas-jadi-line-up-utama/

http://www.suzuki.co.id/

8 thoughts on “AHO… Smart or Idiot?

  1. aho bisa memicu kejahatan bro, ga percaya, coba aja berbuat jahat dengan kendaraan AHO, di jamin lebi aman dari pada motor yang ga AHO

    apriantoblog.wordpress.com

Tinggalkan komentar